Jus adalah buah yang diblender ditambah gula, air, serta susu kental manis hingga menjadi cair dan akhirnya bisa diminum. Jus itu banyak macamnya, ada jus tomat yang paling murah, jus jambu yang juga murah, jus sirsak yang lagi-lagi murah, jus anggur yang nggak murah, jus alpukat yang mahal, jus sunkist yang mahal banget dan lainnya.
Saya hobi coba-coba, hampir setiap ke kios jus buah, saya seringkali mengubah menu pesanan. bahkan kios buahnya pun juga berindah-pindah. Artinya saya selalu suka dengan eksperimen dan perubahan. Tidak stagnan. Rasanya jus yang belum saya coba adalah jus mix aneka sayuran yang sepertinya menggelikan.
Pernah suatu ketika saat saya mengantar ibunda belanja barang, saya iseng jalan-jalan disekitar pertokoan lalu mampir ke kios jus, iseng saya pesan jus anggur. Di siang yang sangat terik waktu itu, saya seruput pelan-pelan jus anggur. Slurupp. MasyaAllah, luar biasa! Jus anggur yang berbahan dasar beberapa biji anggur itu dan di-mix dengan sedikit gula ditambah es yang begitu dingin, seketika begitu menyegarkan tenggorokan, membuat pikiran fresh, mood saya naik seketika dan otak saya bergetarrr.
Saat itu juga saya putuskan untuk sementara, jus favorit saya adalah jus anggur.
Nano-nano
Saya sedikit mengulas mengenai sistem operasi alternatif. Yaitu sistem operasi selain Windows yang bisa kita gunakan secara bebas dan gratis Gratis karena tidak perlu beli lisensi legal apalagi beli CD bajakannya. Salah satu sistem operasi alternatif yang saya rekomendasikan adalah Linux. Sistem operasi ini gratis dan mudah digunakan layaknya Windows.
Masih ingat dengan jus buah yang saya ceritakan diatas? Banyak sekali macamnya bukan? sebenarnya intermezo diatas sekaligus menuntun kita untuk mudah memahami Linux. Layaknya jus buah, Linux diasumsikan sebagai jus. Lantas Linux tadi punya “variannya” yang disebut Distro. Analaoginya mirip dengan aneka macam jus buah tadi.
Jika jus buah ada jus mangga, jus alpukat, jus semangka. Maka di Linux distro Fedora, distro Suse. Lho kenapa ada banyak macamnya? tentu saja jawabannya sama dengan jus buah tadi yaitu: untuk memudahkan kita dalam mengonsumsi dan membuat kita bisa menikmati rasa sesuai selera.
Rasa yang Berkesan
Sama seperti aneka nama jus buah a-b-c-d yang tetap saja disebut jus buah , tapi dengan bahan dasar yang berbeda-beda dan bisa dinikmati oleh selera orang yang bermacam pula. Dalam linux pun banyak distro yang berbeda satu sama lain namun mereka tetaplah Linux. Hanya saja peruntukannya yang terfragmantasi.
Misal distro yang menargetkan pengguna awam nan gaptek, kemudian distro fedora yang menargetkan mereka yang senang utak-atik jaringan dan server, bahkan ada pula distro Kali Linux yang menargetkan mereka yang suka dunia hacking dan bekerja dibidang keamanan jaringan di perusahaan. Meski tentu saja, mereka boleh diinstal dan dicoba oleh semua orang, termasuk orang awam sekalipun secara gratis tentunya.
Saya pun sejatinya adalah orang awam dibidang linux. Lagi-lagi, sama seperti jus buah tadi, saya selalu semangat untuk terus bereksperimen, mengeksplorasi dan terus mencoba rasa dan varian baru yang ditawarkan. Coba-coba distro linux juga sejauh ini saya rasakan aman-aman saja kok. Malahan semakin mencoba berbagai varian distro menjadikan diri ini terjejali rasa ketagihan yang teramat sangat.
Mint tentu saja adalah distro yang pertama saya coba, mirip seperti jus tomat. Rasanya ringan, cocok sekali bagi orang yang tidak biasa mengonsumsi jus. Selanjutnya MX Linux layaknya Capucino Cincau yang ngetren dan menjamur karena rasanya yang smooth dan manis sekali. Kemudian mencicipi Fedora dan Debian yang identik namun terganjal masalah software dan hardware di laptop saya.
Singkat cerita saya mirip seperti jus anggur, saya iseng instal linux mint dan ternyata ini cocok sekali untuk saya. Rasanya sederhana, tidak terlalu manis dan sedikit asam tapi begitu menyegarkan. Semakin saya kustomisasi, distro ini semakin dekat dengan rasa otentik yang saya sukai, pas dengan selera saya. Pantaslah saya bersykukur Alhamdulilah, akhirnya dipertemukan dengan sistem operasi yang tepat untuk kebutuhan akan performa saya saat ini.
Sementara, saya putuskan distro favorit saya adalah Linux Mint.
Untuk kedua kalinya, saya katakan bahwa untuk sementara Linux Mint adalah distro favorit teman produktifitas dan jus adalah anggur adalah jus mantap yang tiada tara. Setidaknya sampai tulisan ini dibuat.
Tidak mewah, tapi wah. Elegan, tapi nggak bikin jantung deg-degan. Kurang manis, tapi nggak bikin mood terkikis. Itulah mereka.