Beberapa waktu lalu saya membeli Nokia Lumia 625 yang kebetulan bersistem operasi Windows Phone 8.1. Sebenarnya bukan kebetulan sih, karena saya memang sebelumnya punya rencana buat “mencicipi” OS Windows Phone ini. Dan Alhamdullah akhirnya kesampaian juga sekarang.
Dia pakai baterai tanam, jadi baterainya gak bisa dilepas sesuka hati. Sebagai gantinya Nokia ngasih slot kartu sim dan micro sd disamping kiri ponsel. Oya, buat informasi aja, kalau ponsel ini pakai micro sim jadi kalau kalian sebelumnya pakai karti sim biasa mesti dipotong dulu ya. Yang saya suka dari desain ponsel ini adalah penempatan port usb yang diletakkan di bagian bawah ponsel dan port jack audio di sisi atas. Hal ini bikin aktifitas ber-ponsel ria seperti browsing ataupun chatting gak keganggu ketika ngecas ataupun dengerin musik.
Yang bikin saya agak kurang terbiasa adalah tombol power yang diletakkan dibawah tombol volume, dimana pada posel Android biasanya tombol power diletakkan sebaliknya. Kemudian nokia juga ngasih tombol shutter camera dibagian bawah sisi kanan ponsel yang bikin saya gak usah nyari ikon camera ataupun shutter virtual di layar cuma buat jeperet objek. Jadi kalau ada momen unik terus buru-buru mau foto tinggak tekan aja tombol shutter itu maka otomatis masuk ke aplikasi kamera, gitu. Untuk navigasinya sendiri, dia punya tiga tombol kapasitif back, search dan home dibagian bawah layar. Tapi sayangnya tombol tersebut tidak dilengkapi backlight jadi kalau diruang gelap ya kita musti apalin letak tombolnya deh.
Dia pakai prosesor dual-core Snapdragon dengan RAM 512 MB. Sangat sederhana untuk standard ponsel “pintar” di masa kini, sebab kompetitor sudah memasang prosesor octacore dan RAM 1 GB pada range harga yang sekelas dengan ponsel ini. Tapi jangan salah, ini Widows Phone yang jelas punya mekanisme manajemen memory dan hardware yang beda dengan Android. Terbukti ketika saya pakai untuk menjalankan game Asphalt 8 dan game tersebut dapat berjalan dengan sangat lancar tanpa lag.
Pada penggunaan ponsel ini saya benar-benar merasakan performa yang sangat baik dimana tidak menemukan “lag” saat membuka aplikasi bahkan multitasking pun terbukti tidak dapat membuat ponsel ini mengalami force close ataupun freeze seperti pada ponsel Android saya sebelumnya dengan spesifikasi yang sama. Bahkan saya tidak pernah berpikir untuk membuka task manager kemudian memantau penggunaan RAM seperti yang pasti saya lakukan digadget Android saya, sebab mau buka aplikasi di waktu bersamaan berapapun itu gak akan berdampak dengan performa deh.
Desain yang sangat simple juga sangat mempermudah pemakaian. Animasi pada saat membuka menu ataupun submenu pada aplikasi juga cukup menarik. Desain yang kotak-kotak itu juga tidak bikin kesulitan ketika mengakses menu langsung dari homescreen. Cortana juga telah dapat dinikmati pada ponsel ini, cortana merupakan asisten virtual di WP mirip Siri di iOS. Yang meanarik lagi adalah fitur “double tap” dimana kita dapat mengetuk layar dua kali untuk menghidupkan ponsel pada posisi lock. Mirip beberapa ponsel Android seperti LG yang punya fitur serupa.
Pemakaian baterai juga hemat, meskipun saya pakai untuk mendengarkan musik, streaming internet, aplikasi Chat aktif, bahkan Facebook juga terintegrasi, hasilnya seperti dibawah ini. Tapi dengan catatan sinyal operator harus baik karena jika ilang – timbul bakalan nguras baterai ponsel secara drastis. Berikut adalah ketahanan baterai ketika penggunaan ponsel ini saya lakukan untuk kerja berat seperti menonton YouTube, download aplikasi, aplikasi Chat line dan Facebook aktif sembari bermain game. Dan inilah hasilnya:
Jika kalian baru pindah dari Android ke Windows Phone mungkin kalian akan merasa bosan sesaat tapi rasa bosan itu dapat sedikit terobati dengan performanya yang sangat lancar tanpa lag apalagi freeze. Kenpa bosan? karena Metro UI Windows ini cuma kotak-kotak dengan background yang hanya putih dan hitam, ya akan berbeda jauh pastinya dengan Android yang tampilannya lebih atraktif dan bisa dikostumisasi. Di Windows Phone kalaian jangan berharap buat instal launcher karena Windows tidak mengizinkan kita untuk mngkostumisasi tampilan sebebas itu, jadi yang dapat kalain lakukan hanya merubah ukuran tile(kotak-kotaknya) dan memilih wallpaper di homescreen juga memilih sedikit warna aksen pada menu. Ya, sebatas itu.
Kebosanan kedua adalah Aplikasi di Windows Store yang sangat amat terbatas, aplikasinya sedikit banget Sob!. Kalau kalian biasa instal aplikasi macem-macem di Android yang mendukung produktifitasmu spereti video editor, foto editor, FL Studio buat bikin musik. Maka, di Windows Store kalian bakal kecewa karena aplikasi disini saya rasa kurang produktif. Bahkan bila dikomparasi dengan aplikasi serupa misal editor foto di Android maka fiturnya jauh lebih baik aplikasi milik Android contohnya PicsArt dimana versi WPnya fiturnya sangat terbatas dibanding versi Android. Harapannya update Windows 10 yang akan datang bakalan bisa menarik minat developer buat bikin aplikasi disini.
Pada sisi audio, ponsel ini dibekali dengan satu speaker dibagaian belakang ponsel. Karenanya ketika ingin mendengar musik pada ponsel, maka kita harus membalik posisi ponsel dengan bagain layar sebagai alasnya. Karena speaker dibelakang ini membuat suara yang dikeluarkan akan tertutup jari kita ketika digenggam dan tertutup alas ketika diletakkan, serba salah ya? hehe. Soal suara yang dihasilnan saya kurang puas bahkan agak kecewa karena suaranya terasa “cempreng”. Pernah denger suara speaker Nokia Asha? ya, persis seperti itu suara yang dihaslkan Lumia 625 ini. Tapi sisi ini dapat dikurangi bila kita mnggunakan headphone untuk mendengarkan musik. Maka suara yang dihasilkan cukup lembut dan baik.
Yang sangat menggangu saya adalah ketika mendengarkan musik kemudian kita buka aplikasi lain entah sms, chatting atau browsing maka kita tidak dapat memindah track ataupun melakukan pause karena pada panel notifikasi kita tidak akan disuguhi kontrol musik sperti yang biasa kita temukan diponsel Android dsb. Jadi kalau kita lagi browing terus mau pindah lagu ya harus minimize browsing terus masuk ke aplikasi musik baru kita tekan tombol “next” disitu. Super Ribet kan ? saya merasa sperti sedang pakai ponsel fitur ketika membahas masalah ini, cukup memalukan.