Seingat saya, ada dua merk gadget yg belum pernah kami punyai. Asus, BB dan iPhone. Tapi bukan karena iseng ingin menjajal merek. Tujuan membeli ponsel kali ini adalah untuk mengganti Tab S sebagai alat ber-whatsapp ria. Buatan tahun 2014. Yang mesinnya sudah sangat letoy itu.

Diantara dua merek tersebut, langsung saja Vivo saya coret karena tidak ada layanan service di kampung halaman. Terus Asus apakah ada? Ternyata ada. Baru beroperasi dua tahun terakhir. Aman saya pikir.

Lantas dipinanglah Asus Zenfone Max Pro M2 beberapa hari setelah launching. Bersyukur distribusi ponsel ini bagus. Dia bisa didapat dengan mudah di kota saya.

Pertimbangan memilih seri ini tentu saja karena baterai besar, penyimpanan memori lega dan tentu saja karena ia memiliki notch!

Berat rasanya untuk tidak memilih Samsung. Tapi ditawari J8+ dan A6+ pun saya menolak. Pertama, ia tidak punya pemrosesan grafis yang mumpuni bahkan untuk sekedar merender game emulator PSP. Kedua, AMOLED bikin mata saya sakit bila terlalu lama untuk baca artikel di internet. Ketiga, ukuran layar yang kecil dan tak memiliki notch.

Lagi-lagi notch jadi pertimbangan. Sebab desain ini sangat segar ditahun lalu dan memang sangat futuristik bahkan hingga saat ini.

Saya memilih varian RAM 4GB dengan penyimpanan 64 GB. Harganya masih masuk akal, dibawah VIVO V11 Pro. Beda tipis dengan Realme U1.

Rupa

Layar IPS 6,3 inch dengan NOTCH, baterai 5000mAH (realnya kurang dari itu), Kamera ganda dengan sensor SONY 12 MP. 3 slot untuk kartu SIM dan Micro SD. Android murni 8.1 dengan sedikit sekali kuatomisasi. Tanpa USB type C dan NFC.

Notch berisi banyak ragam bagian. Kamera depan, LED Flash, lampu notifikasi, speaker, dan sensor cahaya.

Fingerprint diletakkan dibelakang, tepatnya diatas logo Asus. Fingerprint memiliki respon yang sangat cepat. Tentu lebih cepat dari Tab S karena teknologi yang diaplikasikan sudah berbeda.

Desain cover belakang juga bagus. Dia memiliki tekstur unik mengkilat bergaris lengkung saat terkena cahaya. Namun cover berbahan plastik ini rentan sekali tertempel bekas sidik jari. Itu sebabnya mesti ribet bawa lap kemanapun pergi.

Atau solusinya pakai jelly case atau case tambahan yang sudah tersedia dalam paket penjualan. Dengan konsekuensi ponsel jadi terlihat agak gembel.

Speaker hanya satu di kanan bawah. Beruntung rasa yang dikeluarkan benar-benar nyaman. Terasa stereo dan surround. Suaranya seakan memancar dari segala sudut ponsel ini. Enak sekali untuk menyimak kajian para ustad.

Citra

Sensasi pertama kali melihat tampilan layar begitu mengangetkan. Sulit percaya jika itu bukanlah super AMOLED melainkan hanya layar IPS saja. Saya bahkan merasa sama sekali tidak ada bedanya dengan menatap super AMOLED di tab S saya yang harga layarnya gila-gilaan.

Warna yang ditampilkan Zenfone Max Pro m2 sangat sangat luar biasa tajam. Merah terasa menyala, biru terasa segar dan hijau terasa pekat. Butuh waktu beberapa hari bagi saya untuk menyadari bahwa warna hitam memang tak sepekat AMOLED di ponsel Samsung saya sebelumnya.

Tapi percayalah ini adalah layar IPS terbaik yang pernah saya lihat sampai saat ini. Belakangan ternyata Asus memang mengklaim bahwa persentase color gamut yang dihasilkan ponsel ini sangat tinggi.

Bonusnya adalah saturasi yang tidak se-lebay milik AMOLED membuat saya tak perlu sakit mata ketika berlama-lama menatap ponsel ini.

Kinerja

Ram 2gb sudah cepat sekedar buka tutup aplikasi. Tapi ram 4gb jauh lebih seru untuk membuka kembali aplikasi di recent apps. Memang terkadang dia akan melakukan restart pada aplikasi ke 10 di recent apps.

Android 8.1 berpadu dengan hardware yang baik membuat koneksi dengan perangkat aksesoris tambahan berjalan lancar dan maksimal. Ambil contoh bluetooth earphone yang ternyata mampu bekerja dengan sangat hemat ketika dipasangkan dengan ponsel ini.

Biasanya perangkat earphone dan headaset hanya bertahan dua hingga tiga jam saja. Dibandingkan dengan saat berpasangan dengan ponsel ini dapt bertahan hingga lebih dari 6 jam untuk earphone tersebut. Luar biasa.

Saya amat terkesan dengan begitu lancarnya edit video beresolusi fullHD 1080p dan merendernya dalam format HD 720p. Sembari menjelajah internet dan otak atik poweramp. Tanpa tersendat (lag) atau restart apps.

Tak biasanya pula saya bermain games di ponsel. Tapi sekali lagi saya terkaget dengan sensasi sempurna bermain games melalui emulator PSP tanpa adanya buffering suara, maupun lag pada gameplay. Benar-benar pengalaman yang belum pernah saya rasakan di ponsel-ponsel kami sebelumnya.

Sebenarnya cukup malas menyebutkan SoC. Nomor-nomor tipe prosesor pun saya tidak hafal dan malas sekali untuk mengingat nomor prosesor yang tak penting. Rasanya teralalu fanatik pada merk itu tidak keren. Snapdragon: performa dan exynos: stabilitas temperatur. Itulah yg saya yakini sampai merasakan sensasi ponsel ini.

Snapdragon 660 pada Zenfone Max Pro m2 adalah prosesor yang menghancurkan peresepsi saya. Karena nyatanya tipe 660 membuat orang harus mengakui bahwa cepat tak harus panas. Inilah pula yang membuat seakan mimpi di siang bolong. Bagaimana mungkin Asus tidak panas? Bagaimana mungkin Asus tidak menghadirkan fungsi setrika di ponsel ini? He he he

Kamera

Pada sektor dual kamera belakang dibekali sensor Sony 12MP. Kameranya menghasilkan foto yang tajam serta halus, namun tidak terlalu natural dan detail foto saat dizoom tidak begitu baik. Kamera juga sangat rawan guncangan. Terkena guncangan sedikit saja maka foto akan blur dan detail saat dizoom akan sangat buruk.

Merekam video menjadi begitu menyenangkan diponsel ini. Dukungan resolusi rekam sangat tinggi mencapai 4K bukan hanya fullHD. Fitur yang mengagetkan adalah adanya image stabilization yang mampu meredam getaran tangan kita.

Sehingga kamera menghasilkan video rekaman yang cukup halus dan minim getaran seperti mennggunakan gimbal. Meskipun ketika guncangan sangat besar atau tangan sedang tremor mampus, maka video yang dihasilkan akan terasa flicker dan tidak enak dipandang mata.

Pada sisi kamera depan sudah dilengkapi lampu flash tanpa auto fokus. Kamera depan juga memiliki detail yang kurang baik karena sudah terkena re-touch oleh software kamera itu sendiri. Kamera depan juga punya image stabilization untuk perekamannya meski tak sebaik kamera belakang.

Fitur semacam beautify juga sudah tersedia dan tidak selebay fitur sejenis di ponsel oppo maupun xiaomi. Tidak ada pula stiker-stiker lucu seperti milik Samsung apalagi Ai-Ai an.

Berikut foto hasil bidikan kamera Zenfone Max Pro M2:



Tenaga

Baterai Li- Po 5000 MAh yang tentu aslinya hanya 4xxx MAh juga terasa sangat awet. Saya bisa mengoperasikan ponsel ini (dengan layar menyala) tanpa henti selama 8 hingga hampir 10 jam. Jika diselingi dengan stand by atau kadang ponsel hanya diletakkan maka dapat bertahan hingga dua hari lebih. Sehingga cukup pede membiarkan layar dengan tingkat kecerahan 24% tanpa takut kehabisan baterai.

Aktivitas saya biasanya untuk whatsapp, skype, jelajah internet via opera mini serta chrome, tubemate, sesekali bermain real racing, memutar video dan memainkan poweramp.

Padahal kalau dipikir kembali, ukuran layar ini besar dan resolusinya juga besar. Seharusnya juga membutuhkan kinerja prosesor yang makin berat. Sehingga mestinya baterai seukuran ini wajar kalau cuma dapat Screen on Time 6 jam saja. Nyatanya ini melebihi ekspektasi saya. Good job, Asus.

Yang Lainnya

Alhamdulillah terasa sekali upgrade ponsel kali ini. Perekam video yang agak stabil, tidak ada panas berlebih, kinerja saat menjalankan aplikasi juga sangat lancar, multitasking nyaman, baterai awet, speaker bagus dan terpenting desain layar sangat kekinian.

Semoga ponsel ini awet dan tidak ada bug yang terjadi di masa mendatang